BatamBeritaBerita UtamaNasionalTanjungpinang

Adiya: Proyek Pengerjaan Rumah Suku Laut Diluar Nalar

45
×

Adiya: Proyek Pengerjaan Rumah Suku Laut Diluar Nalar

Sebarkan artikel ini

Keterangan foto: Adiya Prama Rivaldi selaku ketua JPKP Provinsi Kepri, Dok: (Tim)

Selingsing.com, Batam – Jaringan Pengawas Kebijakan Pemerintah (JPKP) Provinsi Kepulauan Riau melaporkan dugaan tindak pidana Kolusi, Korupsi dan Nepotisme pada tubuh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Provinsi Kepulauan Riau ke Mapolda Kepri, pada senin (19/8/24).

Adiya Prama Rivaldi selaku ketua JPKP Kepri mengatakan bahwa telah mengumpulkan pulbaket atau data tambahan terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam mengelola swakelola proyek peningkatan rumah suku tertinggal Kabupaten Lingga.

“Kami telah melaporkan dugaan tindak pidana serta pulbaket oleh oknum DPKP Kepri terkait swakelola peningkatan rumah suku tertinggal pada dini hari di Disreskrimsus polda kepri,” ucap adi sapaan ketua JPKP Kepri saat di wawancarai di Mapolda Kepulauan Riau (19/8).

Ia juga mengatakan bahwa tidak sedikit data yang mereka dapatkan mulai dari bukti transferan, Nomor Surat Perintah Membayar, pengakuan tertulis pengunduran diri oleh salah satu pegawai DPKP Kepri serta data lainya.

“Dalam pelaporan kali ini, menurut kami sudah cukup banyak alat bukti, mulai dari bukti transferan (yang diduga fee proyek), Nomor Surat Perintah Membayar, pengakuan tertulis pengunduran diri oleh salah satu pegawai DPKP Kepri serta aturan aturan hukum yang telah dilanggar mereka,” ungkapnya lagi.

Adi mengatakan mereka sangat berharap besar Polda Kepri dapat menuntaskan kasus mafia proyek yang di lakukan oknum ASN yang ada di DPKP Kepri.

“Kami berharap besar terhadap Polda Kepri, agar dapat menuntaskan kasus mafia proyek yang dimonopoli oleh oknum ASN itu sendiri,” ucapnya lagi.

Adi mengungkapkan bahwa banyak sekali keganjalan dalam swakelola proyek peningkatan rumah suku tertinggal kabupaten lingga, ia juga meminta setiap Kelompok masyarakat yang mengelola untuk bersikap koperatif serta jujur.

“Swakelola tersebut banyak sekali keganjalan yang misterius, dari pekerjaan yang diduga di ambil alih oleh dinas tersebut, kelompok masyarakat yang diduga hanya mendapatkan fee saja, hingga pencairan ada yang di cairkan pada tanggal 14 april 2023 dan pencairan 100 persen di tanggal 13 November 2023, tetapi rumah tersebut siap di bulan Februari 2024, ini hal yang di luar nalar,” ungkapnya dengan heran. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *