Kepulauan RiauTanjungpinang

Harga Santan di Tanjungpinang Melonjak Tajam, Sentuh Rp40 Ribu per Kilogram

84
×

Harga Santan di Tanjungpinang Melonjak Tajam, Sentuh Rp40 Ribu per Kilogram

Sebarkan artikel ini
Harga Santan di Tanjungpinang Melonjak Naik, Tembus Rp40 Ribu Tanjungpinang, Kepri – Harga santan kelapa di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), melonjak tajam pada awal Ramadhan tahun ini. Kenaikan harga ini telah terjadi sejak November 2024 dan terus meningkat hingga saat ini. Bambang Triyono, seorang pedagang santan di Tanjungpinang, menjelaskan bahwa harga santan terus naik secara bertahap sejak November lalu. “Harga awalnya Rp22.000, lalu naik menjadi Rp25.000, dan kini mencapai Rp40.000 per kilogram,” ujarnya. Menurutnya, persaingan ekspor kelapa dari daerah asal seperti Natuna menjadi penyebab utama lonjakan harga santan. “Kenaikan ini terjadi karena harga ekspor semakin tinggi. Jika mengikuti harga ekspor, stok memang aman, tetapi harganya ikut naik,” jelas Bambang. Ia menegaskan bahwa harga santan saat ini merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. “Tahun-tahun sebelumnya harganya tidak melebihi Rp25.000, bahkan maksimal hanya Rp22.000-Rp23.000,” katanya. Meskipun harga meningkat, permintaan santan di pasaran tetap stabil. Namun, para konsumen tetap mengeluhkan kenaikan harga yang cukup drastis. “Mereka pasti mengeluh, karena ini termasuk kenaikan harga tertinggi,” ujar Bambang. Dalam sehari, Bambang mengolah sekitar 500 butir kelapa untuk dijadikan santan. Saat ini, harga kelapa dari kebun di Natuna berkisar antara Rp8.000 hingga Rp9.000 per butir, tergantung biaya transportasi. "Selain dari Natuna, pedagang sebenarnya bisa mendapatkan pasokan kelapa dari daerah lain seperti Jambi dan Riau. Namun, untuk sementara, kami masih bergantung pada Natuna," tambahnya. (Aji) Buat judul yang berbeda
Penjual santan di Tanjungpinang. (Foto: SL)

Selingsing.com, Tanjungpinang – Harga santan kelapa di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), melonjak tajam pada awal Ramadhan tahun ini.

Kenaikan harga ini telah terjadi sejak November 2024 dan terus meningkat hingga saat ini.

Bambang Triyono, seorang pedagang santan di Tanjungpinang, menjelaskan bahwa harga santan terus naik secara bertahap sejak November lalu.

“Harga awalnya Rp22.000, lalu naik menjadi Rp25.000, dan kini mencapai Rp40.000 per kilogram,” ujarnya.

Menurutnya, persaingan ekspor kelapa dari daerah asal seperti Natuna menjadi penyebab utama lonjakan harga santan.

“Kenaikan ini terjadi karena harga ekspor semakin tinggi. Jika mengikuti harga ekspor, stok memang aman, tetapi harganya ikut naik,” jelas Bambang.

Ia menegaskan bahwa harga santan saat ini merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

“Tahun-tahun sebelumnya harganya tidak melebihi Rp25.000, bahkan maksimal hanya Rp22.000-Rp23.000,” katanya.

Meskipun harga meningkat, permintaan santan di pasaran tetap stabil. Namun, para konsumen tetap mengeluhkan kenaikan harga yang cukup drastis.

“Mereka pasti mengeluh, karena ini termasuk kenaikan harga tertinggi,” ujar Bambang.

Dalam sehari, Bambang mengolah sekitar 500 butir kelapa untuk dijadikan santan. Saat ini, harga kelapa dari kebun di Natuna berkisar antara Rp8.000 hingga Rp9.000 per butir, tergantung biaya transportasi.

“Selain dari Natuna, pedagang sebenarnya bisa mendapatkan pasokan kelapa dari daerah lain seperti Jambi dan Riau. Namun, untuk sementara, kami masih bergantung pada Natuna,” tambahnya. (CA)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *