Selingsing.com, Bintan – Suasana malam di Kampung Tanah Merah, Desa Penaga, Kabupaten Bintan, berubah mencekam saat seekor buaya raksasa sepanjang empat meter menyerang Mahyudin (49) yang hendak melaut, Senin (26/5/2024) pukul 23.00 WIB.
Peristiwa itu bermula saat Mahyudin hendak menaiki sampannya di pelantar untuk mencari ikan.
Tanpa disangka, dari balik air yang tenang, seekor buaya mengendap dan seketika menyergap, menggigit kaki Mahyudin dan menyeretnya ke dalam laut.
Teriakan minta tolong korban memecah keheningan malam.
“Saya kaget dengar suara teriakan. ‘Tolong… tolong…!’” ungkap Jamil (72), saksi mata yang tengah duduk di teras rumahnya, hanya sekitar tiga meter dari lokasi kejadian.
Tanpa pikir panjang, Jamil bersama anaknya berlari menuju suara dan mendapati Mahyudin menggenggam tangga pelantar dengan satu tangan, sementara tubuhnya ditarik oleh buaya ganas.
Terjadi aksi tarik-menarik dramatis antara manusia dan predator itu selama hampir 20 menit.
Mahyudin berusaha bertahan, Jamil dan anaknya berjuang menarik tubuhnya ke atas, sedangkan buaya berkali-kali mencoba menarik korban ke dasar air.
“Kami tarik ke atas, buaya tarik ke bawah. Kami tidak mau lepas. Akhirnya buaya itu menyerah dan berenang ke arah kerambah,” kisah Jamil.
Mahyudin akhirnya berhasil diselamatkan, namun luka robek menganga di kedua betis dan paha kanannya akibat gigitan.
Darah segar mengalir deras di pelantar tempat dia bersandar usai diselamatkan. Warga segera membawanya ke RSUD Raja Ahmad Tabib (RAT) Tanjungpinang.
Direktur RSUD RAT, dr. Bambang Utoyo, menyampaikan bahwa Mahyudin telah menjalani operasi lantaran luka koyak cukup dalam.
“Lukanya besar, lebih dari 20 jahitan diberikan di bagian paha dan betis. Pasien dalam keadaan sadar dan masih dalam penanganan intensif,” ujar Bambang, Selasa (27/5/2025).
Sementara itu, Rudi warga lainnya mengaku insiden tersebut merupakan yang pertama kalinya terjadi meski buaya kerap terlihat di perairan tersebut.
“Biasanya buaya itu tidak ganggu. Tapi sekarang beda. Populasinya juga makin banyak,” kata Rudi, warga yang sempat melihat buaya melintas tak jauh dari kerambah saat insiden berlangsung.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Bintan segera bertindak, baik dengan memasang penerangan di pelantar maupun menangkap buaya-buaya liar tersebut demi keamanan warga.
“Kalau malam gelap gulita, kami takut. Tapi bagaimana lagi, kami tetap harus ke laut demi makan,” ujar Rudi lirih.
Video kejadian itu pun telah viral di media sosial, memperlihatkan korban dalam kondisi kaki berdarah akibat gigitan buaya. Kini, masyarakat Tanah Merah hidup dalam kewaspadaan, berharap tragedi serupa tak terulang kembali. (Ki)