BeritaBerita UtamaDaerahKepulauan RiauLinggaNasional

Pemprov Kepri Fokus Benahi Jalan Roro Penarik

19
×

Pemprov Kepri Fokus Benahi Jalan Roro Penarik

Sebarkan artikel ini
Pemprov kepri Fokus Benahi Jalan Roro Penarik

Selingsing.com, Lingga – Jalan menuju Pelabuhan Roro Penarik kembali menjadi sorotan. Jalur yang mestinya menjadi nadi perekonomian Kabupaten Lingga ini selama bertahun-tahun justru menjadi momok bagi warga dan pelaku usaha.

Kondisi jalan yang rusak, becek, dan berlumpur setiap kali hujan turun, kerap membuat mobilisasi barang maupun penumpang tersendat. Tidak jarang, truk logistik terjebak di kubangan, menghambat distribusi kebutuhan pokok dan mengerek biaya ekonomi masyarakat.

Kini, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mencoba menjawab keluhan itu. Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, turun langsung meninjau pengerjaan perbaikan Jalan Roro Penarik pada Minggu (7/9).

Ia menegaskan, perbaikan jalan provinsi yang menghubungkan Pelabuhan Roro Penarik dengan pusat ekonomi Lingga adalah prioritas utama.

“Peningkatan akses jalan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Kepri. Pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan selalu menjadi prioritas utama Pemprov Kepri,” tegas Nyanyang.

Pada APBD 2025, Pemprov Kepri telah mengalokasikan Rp800 juta untuk menyiapkan badan jalan sepanjang 337 meter, memperbaiki titik longsor, dan mengaspal 75 meter jalur utama. Tambahan Rp1,5 miliar kembali digelontorkan lewat APBD Perubahan 2025 untuk melanjutkan sisa pengaspalan 262 meter, serta memperkuat struktur jalan dengan beton dan pasangan batu di sisi kiri-kanan jalan.

Kepala Dinas PUPP Kepri, Rodi Yantari, menyebut seluruh pekerjaan ditargetkan rampung akhir 2025. “Jalan ini vital karena menjadi akses utama pelabuhan Roro Penarik, simpul logistik sekaligus pintu masuk distribusi barang,” jelasnya.

Namun, pengalaman masa lalu membuat masyarakat tidak mau hanya berhenti pada janji. Warga masih mengingat betul bagaimana kondisi pelabuhan yang sering becek, licin, dan tidak ramah bagi pengguna. Ketika hujan deras, kawasan pelabuhan berubah seperti kubangan lumpur. Alih-alih menjadi pintu pertumbuhan ekonomi, pelabuhan justru memunculkan biaya tambahan karena keterlambatan bongkar muat.

Meski Pemprov getol memperbaiki akses jalan, persoalan utama lain tak boleh dilupakan: kondisi pelabuhan itu sendiri. Roro Penarik hingga kini masih jauh dari kata layak. Fasilitas bongkar muat minim, drainase buruk, hingga parkiran yang tergenang lumpur terus menghantui.

Bagi pedagang dan pelaku usaha, perbaikan jalan tanpa pembenahan pelabuhan hanya separuh solusi. “Kalau jalan bagus tapi pelabuhannya tetap becek dan tidak nyaman, ya tetap susah. Kami butuh akses yang utuh, bukan tambal sulam,” keluh seorang sopir truk pengangkut sembako yang rutin melintas di jalur tersebut.

Pelabuhan Roro Penarik sejatinya memegang peran vital dalam roda ekonomi Lingga. Dari sinilah kebutuhan pokok, material bangunan, hingga hasil bumi keluar masuk. Setiap hambatan di titik ini otomatis berdampak pada harga barang di pasar. Jika jalan dan pelabuhan tidak benar-benar dibenahi, Lingga akan terus terjebak dalam lingkaran biaya logistik tinggi.

Komitmen Pemprov Kepri melalui alokasi anggaran memang patut diapresiasi. Namun, ujian sebenarnya ada di lapangan: apakah pekerjaan bisa selesai tepat waktu, dengan kualitas yang baik, dan benar-benar menjawab kebutuhan warga? Ataukah akan kembali menjadi proyek setengah hati yang hanya bagus di atas kertas?

Masyarakat Lingga menunggu, sekaligus mengingatkan: ekonomi daerah tidak bisa bergerak hanya dengan janji dan seremonial tinjauan pejabat. Infrastruktur Roro Penarik harus benar-benar layak — jalan mulus, pelabuhan representatif, dan mobilisasi lancar. Jika tidak, jargon “mendorong pertumbuhan ekonomi” hanya akan menjadi retorika yang diulang setiap tahun.

(Budi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *