BatamBeritaBerita UtamaKepulauan RiauNasional

Tiga Korban Longboat di Laut Batam Akhirnya Ditemukan

43
×

Tiga Korban Longboat di Laut Batam Akhirnya Ditemukan

Sebarkan artikel ini

Selingsing.com, Batam – Tragedi yang mengguncang perairan Selat Nenek akhirnya mencapai titik akhir. Tiga korban yang sempat dinyatakan hilang dalam insiden terbaliknya longboat rombongan tim sepak bola kini telah ditemukan seluruhnya — sayangnya, dalam kondisi tak bernyawa.

Korban terakhir yang selama ini dicari, Fadli (28), berhasil ditemukan pada Jumat pagi (27/6) sekitar pukul 08.25 WIB di perairan Tanjung Sauh. Penemuan jenazah ini menjadi babak penutup dari operasi SAR yang telah berlangsung selama dua hari penuh sejak tragedi terjadi pada Rabu lalu.

Jenazah Fadli langsung dievakuasi ke Pos KPLP Tanjung Punggur dan selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Polda Kepri untuk proses identifikasi. Pukul 11.45 WIB, Tim DVI bersama pihak keluarga memastikan identitas korban sebagai Fadli, pria muda asal Pulau Temoyo yang sebelumnya dinyatakan hilang dalam kecelakaan laut tersebut.

“Dengan ditemukannya korban terakhir atas nama Fadli, maka seluruh korban dari insiden longboat telah berhasil ditemukan dan operasi SAR resmi ditutup,” ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang, Fazzli, S.A.P., M.Si. dalam konferensi pers.

Sebelumnya, dua korban lainnya yakni Firdaus dan Muhammad Fahri Kurniawan juga telah ditemukan pada pagi hari yang sama. Firdaus ditemukan pada pukul 06.00 WIB di perairan Pulau Bulan, disusul penemuan jenazah Fahri di sekitar Pulau Panjang pada pukul 06.30 WIB, berkat laporan dari seorang nelayan setempat.

Ketiga jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan di kampung halaman masing-masing. Firdaus dimakamkan di Pulau Awi, Fahri di Pulau Panjang, dan Fadli di Pulau Temoyo, Selat Nenek — kampung halaman yang menjadi saksi bisu kepergian mereka.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga, Eryk Subariyanto, S.T., turut menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pencarian, mulai dari personel SAR, Polairud, TNI AL, BP Batam, nelayan, hingga masyarakat setempat yang memberikan bantuan dan informasi penting selama proses berlangsung.

Tragedi ini menjadi pengingat pahit betapa pentingnya keselamatan dalam transportasi laut, terutama di wilayah-wilayah yang kerap mengandalkan longboat untuk mobilitas antarpulau. Meski korban telah ditemukan, luka yang ditinggalkan di hati keluarga dan masyarakat belum tentu cepat pulih.

Tim SAR berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi seluruh pihak, agar ke depan tidak ada lagi nyawa yang melayang akibat kelalaian standar keselamatan laut. (Budi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *