BeritaBerita UtamaKepulauan RiauTanjungpinang

Keluhan Air di RW 6 Tanjung unggat di Tanggapi Sekretaris Bapelam

30
×

Keluhan Air di RW 6 Tanjung unggat di Tanggapi Sekretaris Bapelam

Sebarkan artikel ini

Selingsing.com, Tanjungpinang – Permasalahan Air di Kelurahan Tanjung unggat RW 6 yang dikelola langsung oleh Badan Pengelolaan Air Masyarakat (Bapelam) masih menjadi perbincangan di masyarakat hal ini menjadi tanda tanya mengapa hal tersebut bisa terjadi, sehingga Keluhan mengenai aliran air yang kurang lancar, serta keterbatasan akses terhadap laporan keuangan badan pengelola air menjadi pertanyaan masyarakat dan hal ini ditanggapi langsung oleh Sekretaris Bapelam pada, Senin (24/03)

Salah satu penyebab utama masalah ini adalah kelemahan pada putaran dinamo mesin pompa, yang menyebabkan distribusi air ke masyarakat tidak optimal. Meski sudah dilakukan penggantian mesin baru, aliran air masih mengalami kendala di beberapa titik.

“Soal harga, sejak dulu air memang sudah dipatok Rp4.000 per drum di RT3 dan RT4, sementara di RT5 yang menggunakan mesin tambahan dikenakan Rp5.000 per drum,” ujar usnadi selaku sekretaris Bapelam

Isu mengenai biaya air ini sering kali dianggap warga sebagai iuran tetap, padahal menurut pengelola, sistem yang diterapkan adalah transaksi jual-beli berdasarkan kebutuhan masing-masing rumah tangga.

Sumber Air yang Keruh, Solusi Belum Ada

Salah satu masalah terbesar adalah kualitas air yang belum layak konsumsi. Air yang dialirkan sering kali keruh karena kondisi sumber air yang kurang baik. Upaya penyaringan sudah dilakukan, namun tidak cukup efektif karena filter harus dibersihkan setiap enam bulan

“Tahun 2020 sudah pernah kami laporkan ke pemerintah, teknisi yang turun ke lokasi juga mengatakan bahwa satu-satunya solusi adalah pengeboran sumur baru. Namun hingga kini belum ada tindakan lebih lanjut,” ungkap pengelola

Saat ini, air dari sistem distribusi hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci, sementara untuk minum warga masih harus membeli air galon.

Badan Pengelola Air: Antara Tantangan dan Transparansi

Badan Pengelola Air Masyarakat (Bapelam) yang bertanggung jawab atas distribusi air di wilayah ini sudah beroperasi sejak 2009. Program ini awalnya merupakan inisiatif pemerintah provinsi, dengan lima titik proyek di Tanjungpinang. Namun, hanya satu yang masih beroperasi hingga kini, yaitu di Tanjung Unggat.

Dengan jumlah pelanggan lebih dari 200 kepala keluarga, Bapelam menghadapi berbagai tantangan, mulai dari biaya operasional yang besar hingga kesulitan mendapatkan suku cadang mesin pompa.

Warga juga menuntut transparansi mengenai pengelolaan dana dan sistem pembelian alat. Pengelola menegaskan bahwa semua transaksi dilakukan secara elektronik dengan bukti nota, sehingga tidak ada celah untuk penyimpangan.

Meski demikian, solusi jangka panjang masih menjadi tanda tanya. Akankah pemerintah turun tangan untuk menyelesaikan permasalah memadai Atau warga harus terus bertahan dengan kondisi air yang belum memadai. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *